PROFIL RIA IRAWAN

Chandra Ariati Dewi Irawan atau lebih dikenal dengan nama Ria Irawan lahir di Jakarta, 24 Juli 1969 adalah salah satu aktris Indonesia. Dia adalah putri dari aktor senior Bambang Irawan dan aktris senior Ade Irawan.

Karier
Lahir sebagai bungsu dari lima bersaudara pasangan Bambang Irawan dan Ade Irawan yang kala itu tengah naik daun, membuat Ria mendapat sorotan sejak kelahirannya. Karena besar di lingkungan film, bahkan ayahnya memiliki perusahaan film Agora, Ria tertarik dengan dunia perfilman sejak masih kecil. Pada usia empat tahun, Ria telah menjadi figuran dalam film Sopir Taxi (1973), yang dibintangi Bambang Hermanto dan Dien Novita. Kemudian Ria mendapat lagi peran sebagai figuran dalam film Belas Kasih, kali ini figuran dengan dialog. Setelah itu, Ria juga bermain dalam film Fajar Menyingsing (1975) bersama Erwin Gutawa, Chicha (1976) bersama Chicha Koeswoyo yang kala itu sedang tenar, Siulan Rahasia (1977), Istriku Sayang Istriku Malang (1977), Nakalnya Anak-Anak (1980) hingga aktingnya yang membuat banyak orang terpikat pada film Kembang Kertas (1984). Bahkan berkat perannya sebagai 'gadis nakal' dalam film tersebut, Ria meraih nominasi Festival Film Indonesia (FFI) 1985 sebagai Aktris Pembantu Terbaik. Akhirnya Ria berhasil menyabet Piala Citra pertamanya lewat film yang dibintangi Mathias Muchus dan Meriam Bellina, Selamat Tinggal, Jeanette (1987) sebagai Aktris Pembantu Terbaik FFI 1988.

Ria juga merambah dunia tarik suara. Kesempatan rekaman datang untuk membuat album keroyokan bersama kelompok yang diberi nama Japras, yang terdiri dari, antara lain Rini S. Bono, Nurul Arifin, Ita Mustafa, Ani Kusuma, Eva Arnaz, dan Rima Melati. Album ini meledak dan laris di pasaran. Ria juga merekam dua album dangdut bersama Rano Karno, Hiasan Mimpi dan Sorga Dunia, serta album pop Setangkai Anggrek Bulan dan Di Antara Hatiku Hatimu. Ria juga pernah membentuk trio bersama Nurul Arifin dan Ita Mustafa. Tak cukup menjadi penyanyi, Ria juga menjadi produser untuk albumnya yang berjudul Untuk Kamu bekerja sama dengan Deddy Dhukun. Ria kemudian membuat album duet dengan Melissa, penyanyi Malaysia.

Selain menyanyi, Ria juga menjajal profesi fotogafi dan penyutradaraan videoklip. Ria pernah menggarap klip Anggun C. Sasmi serta penyanyi lainnya. Kemampuan fotografi Ria meningkat setelah diarahkan oleh fotografer Ken Sanjaya dan Drigo L. Tobing. Ria juga pernah bekerja sama dengan Jay Subijakto yang saat itu menjadi kekasihnya, serta Rizal Mantovani yang juga sempat menjadi kekasihnya.

Selama di Milan, yang juga tempat kakaknya, Dewi tinggal bersama suaminya, Ria mengambil kuliah desain grafis. Selama di 'perantauan', Ria beberapa kali mudik, bahkan sempat membintangi film Kuldesak. Tahun 1996, Ria memutuskan kembali ke Indonesia. Namun niat itu berubah kala transit di Singapura. Ria pun memutuskan tinggal sementara di sana. Setelah enam bulan, Ria benar-benar kembali ke Indonesia. Beragam tawaran syuting dan wawancara serta pemotretan langsung menghampiri. Beberapa sinetron yang kemudian dibintanginya antara lain, Cintailah Daku, Debu Tertiup Angin, Melompati Angin, Bidadari yang Terluka, dan Canting.

Ria kembali ke layar lebar dengan membintangi Biola Tak Berdawai. Berkat perannya sebagai Renjani, Ria mendapat gelar The Best Actress dalam ajang Festival Film Asia Pasific di Iran pada 2003. Namun di tahun 2005, Ria kembali membuat heboh setelah kembali terjerat kasus narkoba. Ria ditangkap bersama pengunjung diskotik Crown yang dinyatakan positif pemakai narkoba. Sayangnya aparat kepolisian sulit menyeret Ria ke pengadilan karena tidak memiliki cukup alat bukti.

Saat ini, Ria aktif sebagai juri di Indonesia's Got Talent di Indosiar

Kehidupan pribadi
Pada pertengahan tahun 1990, Ria menjadi bahan pemberitaan negatif setelah Rivaldi Sukarno ditemukan meninggal akibat overdosis di rumahnya. Akibat kasus ini, Ria harus 'mengasingkan' diri ke luar negeri. Pada tahun 1990, Ria kembali bikin kehebohan dengan berita pernikahannya dengan Yuma, seorang pengusaha dan berstatus duda. Mereka menikah pada tanggal 5 April 1997. Sayang pernikahan ini tak bisa bertahan lama. Desember 1999 mereka memutuskan bercerai, kendati berbagai upaya mempertahankan biduk rumah tangga telah mereka tempuh.

Filmografi
* Chicha (1976) disutradarai oleh Eduart P. Sirait
* Cinta Abadi (1976) disutradarai oleh Wahyu Sihombing
* Istriku Sayang Istriku Malang (1977) disutradarai oleh Wahab Abdi
* Siulan Rahasia (1977) disutradarai oleh Maman Firmansjah
* Dari Mata Turun Ke Hati (1979)
* Ira Maya dan Kakek Ateng (1979) disutradarai oleh Tjut Djalil
* Ira Maya Si Anak Tiri (1979) disutradarai oleh Eduart P. Sirait
* Darna Ajaib (1980) disutradarai oleh Lilik Sudjio
* Nakalnya Anak-Anak (1980) disutradarai oleh Imam Tantowi
* Jangan Ambil Nyawaku (1981)
* Kembang Kertas (1984) disutradarai oleh Slamet Rahardjo
* Bila Saatnya Tiba (1985) disutradarai oleh Eduart P. Sirait
* Gejolak Kawula Muda (1985) disutradarai oleh Maman Firmansjah
* Ibunda (1986) disutradarai oleh Teguh Karya
* Lupus I (1987) disutradarai oleh Achiel Nasrun
* Lupus II (1987) disutradarai oleh Achiel Nasrun
* Selamat Tinggal Jeanette (1987) disutradarai oleh Bobby Sandy
* Anak-Anak Gass... (1988) disutradarai oleh Achiel Nasrun
* Suami (1988) disutradarai oleh Sophan Sophiaan
* Adikku Kekasihku (1989)
* Mutiara di Khatulistiwa (1990) disutradarai oleh Frank Rorimpandey
* Peluk Daku dan Lepaskan (1991) disutradarai oleh Bob Haryadi
* Sekretaris (1991) disutradarai oleh Hadi Poernomo
* Tabir Biru (1993) disutradarai oleh Muchlis Raya
* Biola Tak Berdawai (2003)
* Belahan Jiwa (2005)
* Janji Joni (2005)
* Berbagi Suami (2006) disutradarai oleh Nia Dinata
* Quickie Express (2007)
* May (2008)
* Cinlok (2008)
* Cinta Setaman (2008)
* Ai Lop Yu Pul (2009)
* Madame X (2010)

Sinetron
* Pelangi di Hatiku
* Lika Liku Laki Laki
* Bidadari yang Terluka
* Rahasia Ilahi
* Khayalan Tingkat Tinggi
* Iman
* Bunga Malam

0 komentar:

Posting Komentar